Home / Kegiatan

Thursday, 24 June 2021 - 13:18 WIB

Parkour Sidoarjo Bersiap Menjadi Tuan Rumah Jamming Regional Jatim

Berlatih melompat dengan rotasi ke depan

Berlatih melompat dengan rotasi ke depan

Jika hari Minggu pagi di Alun-alun Sidoarjo anda melihat sekumpulan anak muda berpakaian olahraga meloncat dari tempat satu ke tempat yang lain, menggelindingkan tubuh atau salto, bisa jadi yang anda mendapati komunitas Parkour Sidoarjo sedang berlatih. Yuk, kenali aktivitas mereka.

Meloncat dari satu tempat ke tempat lain (precision jump) menjadi gerakan yang tidak pernah ketinggalan dilakukan oleh anggota komunitas Parkour Sidoarjo. Gerakan lain seperti jumping over, vaulting, cat leap, front flip (salto) dan lainnya turut menyelingi sesi latihan. Termasuk berlatih menggunakan obstacle (rintangan). Saat berlatih di Alun-alun Sidaorjo setiap hari Minggu, pukul 7 hingga 10 pagi, anggota Parkour Sidoarjo menggunakan obstacle seadanya. Bak sampah beton berdiameter 1×1 meter yang berdiri di sekitar alun-alun tak luput dijadikan obstacle. Secara bergantian mereka meloncat ke atas bak sampah, lalu lompat ke tanah.

Ketua Parkour Sidoarjo, Bayu Tri Prasetyo, menuturkan olahraga parkour tidak membutuhkan peralatan khusus. Untuk berlatih bisa menggunakan tembok pagar alun-alun, anak tangga di paseban alun-alun atau kursi taman beton. 

“Kita tidak perlu alat khusus cuma yang utama kita harus safety dulu, seperti sepatu, baju dan celana training panjang, itu supaya kalau ada benturan tidak langsung kena ke kulit,” kata Bayu

Dijelaskan Bayu, parkour merupakan olahraga yang melatih dan membentuk tubuh karena harus melewati rintangan-rintangan di depannya. Jika gerakan parkour terlihat mudah dan tubuh telihat ringan saat melalui rintangan, jangan salah menduga. Untuk bisa melakukan gerakan tersebut dibutuhkan skill dan latihan berulangkali. Ketika berlatih tak jarang anggota parkour mengalami cedera.

“Tapi kalau keseleo jarang banget karena ini latihannya lebih self reminding, kita harus tahu obstacles-nya, rintangannya ini aman atau enggak, badan kita siap untuk melakukan hal itu atau enggak, jadi kita harus membuat seminimal mungkin untuk tidak mencederai diri sendiri,” ujar Bayu

Mengukur diri sendiri sebelum melakukan gerakan parkour memang disarankan. Sebab, dalam parkour tidak ada pelatih khusus layaknya olahraga senam. Agar bisa melakukan gerakan-gerakan tertentu anggota komunitas saling berbagi tips dan trik.

“Ada beberapa orang yang sudah masuk duluan (anggota komunitas senior) kita jadikan trainer-nya. Jadi kita ngasih orang-orang yang baru (bergabung) materi dasarnya dulu, lalu masuk ke materi berikutnya,” ucap pria kelahiran Sidoarjo 23 tahun yang lalu.

Baca juga  Senam Bersama di KOM Kelurahan Magersari, KORMI Kab. Sidoarjo Minta Pengurus Tetap Semangat

Lanjutnya, ada 3 tingkatan kelas dalam parkour, yaitu beginner, medium dan pro. Sesuai dengan tingkatannya, anggota yang baru bergabung diajak berlatih dasar-dasar gerakan seperti precision jump, rolling, dsb. Naik ke tahap berikutnya, anggota mulai berlatih menggunakan rintangan.

“Kalau sudah mengusai yang dua tadi (beginner dan medium) dan ingin belajar freestyle seperti flip, dan sebagainya, kita baru kearah sharing bukan melatih,” sambungnya.

Menjadi Tuan Rumah

Olahraga parkour sudah menjadi gaya hidup anak muda. Di Sidoarjo, komunitas ini mulai berkembang aktif sejak 9 September 2009. Awalnya hanya 5 orang pelajar SMA yang bergabung dan selalu berlatih di Patung Ponti. Sayangnya, mereka sempat diusir petugas, lalu berpindah ke lokasi lain di sekitar GOR Sidoarjo hingga tahun 2015.

Pada tahun 2016 Parkour Sidoarjo bergabung menjadi komunitas binaan FORMI Kab. Sidoarjo. Sejak itu merekapun berpindah tempat latihan di Alun-alun Sidoarjo. Sekarang Parkour Sidoarjo memiliki 20 anggota aktif dan tetap membuka pintu untuk siapa saja yang ingin bergabung.

“Kami perlu ruang komunitas seperti skatepark yang benar-benar skatepark. Fasilitas olahraga dilebihkan,” harap Bayu kepada Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.

Anggota Parkour Sidoarjo berkumpul untuk berlatih

Keterlibatan pemerintah sangat diperlukan untuk mendukung kemajuan olahraga rekreasi di Sidoarjo. Apalagi pada Tahun 2020, Sidoarjo akan menjadi tuan rumah Jamming Regional (Jamreg) Parkour Jawa Timur.

“Tahun 2020 nanti tapi bulannya masih rundingan dulu,” singkat pia yang pernah menyabet juara 3 dan juara harapan IV pada Festival Parkour di Surabaya ini.

Dalam Jamreg Parkour Jatim tahun 2020 akan berkumpul anggota komunitas parkour dari berbagai kabupaten/kota se-Jawa Timur. Mereka diagendakan melakukan kegiatan pengenalan komunitas, saling berbagi informasi, latihan bersama hingga mengikuti berbagai parkour challenge. “Ada satu momen kita akan kasih tantangan untuk melewati obstacle,” kata.

Rencananya kegiatan dipusatkan di Patung Ponti dan sekitar GOR Sidoarjo selama 2 hari. Tentu saja, restu dan dukungan Pemkab Sidoarjo memberikan izin dan fasilitas sangat diperlukan agar acara Jamreg Parkour Jatim berjalan lancar dan sukses. (aws/rr)

Keterangan foto utama : Berlatih melompat dengan rotasi ke depan

Share :

Baca Juga

Kegiatan

KOWAL Koarmatim Jawara Lomba Gemu Famire

Kegiatan

IPSS Gowes Bareng Kedepankan Silahturahmi

Kegiatan

Juara Umum, Yayasan Asma Indonesia Sidoarjo Sapu Bersih Medali Emas YAI FORNAS VII Jabar

Kegiatan

Siap Jalankan Tugas, Pengurus Baru Nimas Putri Sabdojati Dikukuhkan

Kegiatan

AKTI Kab. Sidoarjo, Membuka Diri bagi Perguruan Kungfu Tradisional untuk Bergabung

Kegiatan

LSP Satria Nusantara Kab. Sidoarjo Seni Pernapasan untuk Kesehatan, Bukan Adu Badan

Kegiatan

Hadi Sutjipto Harapkan Klub Senam Asma Sidoarjo Kembangkan Sasana Baru

Kegiatan

Ketua Umum KORMI Sidoarjo MG Hadi Sutjipto Membuka Latihan Bersama DKKI se-Jatim
?>