Home / Prestasi

Saturday, 19 June 2021 - 10:41 WIB

Brigjen Pol. (Purn) Drs. Edy Prawoto, SH., M.Hum Rutin Rawat Kesehatan Tubuh

Edy Prawoto

Edy Prawoto

‘Tanpa Obat, Tanpa Alat, Tanpa Ragat’

Senam Ling Tien Kung membawa manfaat bagi kesehatan tubuh. Dengan gerakan kunci empet-empet anus, orang yang melakukan gerakan ini secara rutin bisa mencapai kesehatan yang diinginkan. Brigjen Pol. (Purn) Drs. Edy Prawoto, SH., M.Hum, awalnya hanya melihat temannya, Alex, sembuh dari sakit stroke berkat senam Ling Tien Kung. Kesembuhan itu menarik hati Edy. Pada Bulan Februari 2011, tepatnya setelah memasuki masa pensiun dari kesatuan Polri Edy mulai memperdalam senam Ling Tien Kung.

Ketertarikan Edy mendalami Senam Ling Tien Kung tidak setengah-setengah. Pria yang kini menjabat sebagai Rektor Universitas Bhayangkara Surabaya ini awalnya rutin berlatih senam Ling Tien Kung di Grandcity Mall, Surabaya.

“Saya latihan di sana terus, kok saya lihat bagus, gerakannya gampang dan sederhana, semua orang disegmen umur manapun bisa mengikuti,” kata Edy yang juga tertarik dengan visi visi Ling Tien Kung ‘Making People Healthy’.

Sasana Ling Tien Kung di Taman Pinang saat dikunjungi FORMI Kab. Sidoarjo diterima langsung oleh Edy Prawoto (seragam kuning, kiri)

Wakil Ketua III FORMI Kab. Sidoarjo ini kemudian mengikuti pelatihan untuk menjadi pelatih Senam Ling Tien Kung. Pada Bulan Maret 2011, Edy bersama temannya, Alex dan Nurhadi, mendirikan sasana Ling Tien Kung yang pertama kalinya di Kab. Sidoarjo yaitu di Taman Pinang, Sidoarjo.

Dari lokasi sasana Taman Pinang itu, Edy dan Alex melatih 5 orang untuk menjadi intruktur. Lambat laun, Senam Ling Tien Kung makin berkembang, banyak sasana-sasana tumbuh di Sidoarjo. Setiap sasana memiliki koordinatornya masing-masing.

“Ling Tien Kung sebenarnya ini kegiatannya berbeda dengan yang lain, kita bottom up, ada sasana dulu, ada kegiatan dibawah, baru kita memayungi kegiatan itu, makanya sebutannya koordinator, bukan ketua. Berbeda dengan komunitas lain yang ada ketua, baru dibikin akarnya, kalau kita ini bikin akarnya dulu,” ujar mantan Kapolres Sidoarjo Tahun 1998 ini.

Dalam menumbuhkan akar, dijelaskan pria asal Purwokerto ini, seseorang harus belajar menjadi intruktur, setelah membina sasana-sasana. Jika sasana sudah mencapai 10 sasana, maka dibentuk koordintor. Saat ini, Senam Ling Tien Kung Sidoarjo memasuki tahun ke-5, tercatat sekitar 85 sasana yang tersebar di Sidoarjo dan setiap sasana memiliki anggota sekitar 100-200 orang.

Selain itu, organisasi senam yang diciptakan pelari nasional tahun 1953 Lao Shi Awie Wijaya ini memiliki konsep pengembangan dan memberdayakan potensi lokal. “Umpamanya kita baru mengadakan pelatihan intruktur 20 orang dari beberapa sasana, nanti saya minta instruktur tersebut boleh membuat sasana tapi dengan catatan dari tempat itu harus ada yang mau jadi pelatih. Karena potensi lokal, kan tidak memanggil pelatih dari jauh, karena kalau jauh harus keluar bensin, waktu. Karena prinsipnya Lien Tien Kung kita terapi tanpa obat, tanpa alat, tanpa ragat,” jelas pria yang juga menjabat sebagai Pengurus Pusat Ling Tien Kung di Surabaya sebagai koordinator EMPET2.

Baca juga  Mantabkan Skill, 5 Klub Fespati Sidoarjo Ikuti Latber dan Selekcab Jelang Selekda Jatim

Sehat Berkat Empet-empet

Diusianya yang ke-64 tahun, kakek 7 cucu ini tampak bugar dan merasa sehat. Dia rutin melakukan check up badan dengan hasil normal alias sehat. Dia meyakinkan bahwa kesehatannya didapat karena rutinitasnya melakukan gerakan empet-empet anus. Gerakan ini bisa menerapi tubuh agar tetap sehat.

Edy Prawoto bersama keluarga tercinta

“Kenapa orang bisa sakit? Orang sakit karena energinya ngedrop. Kalau orang energinya ngedrop itu pasti akan sakit, Minum obat tidak akan sembuh, karena energi itu yang menghidupkan organ-organ kita. Sama seperti di rumah ini, kalau listriknya ngedrop, AC tidak nyala, semua tidak bisa berfungsi. Makanya energi yang harus kita perhatikan, energi yang harus dijaga istilahnya adalah charge aki. Akinya yang harus di-charge supaya tetap stabil. Jika akinya stabil dia akan hidup bagus,” kata suami dari Kartini Hasan Prawoto.

“Kenapa energi kita bisa ngedrop? Karena kutub positif kita ini kendor. Kutub positif manusia adalah dianus, jadi anusnya harus kenceng. Makanya gerakan kunci rahasia empet anus dengan jinjit jinjit. Itu harus, orang kalau anusnya diempet, kutub positifnya akan bagus,” ungkap Edy.

Dengan adanya kunci gerakan senam Ling Tien Kung, ayah dari Asti Purwantini Prawoto, Indahyanti Yuni Prawoto dan Bimantara Agung Prawoto ini rutin melakukan gerakan ini. Selain senam bersama anggotanya, dia juga melakukan gerakan empet-empet anus saat beraktivitas lain, misalnya saat menyetir mobil atau duduk.

“Saya latihan Ling Tien Kung setiap hari. Memang harus setiap hari karena penuaan penuaan itu terjadi setiap hari, setiap menit tambah tua, jadi lebih bagusnya latihan setiap hari,” kata pemilik motto ‘hari ini harus lebih baik dari hari kemarin’.

Durasi waktu latihan, dikatakan atlet nasional judo POLRI dan hitam ini, tidak perlu terlalu panjang dan lama. “Jika latihan bersama durasinya 43 menit, tapi kalau sendiri tidak perlu waktu banyak, kita duduk begini sambil empet-empet anus sampai semaunya. Makin banyak makin bagus, karena kita tidak mengeluarkan energi apapun,” tutur Edy yang memiliki jabatan terakhir sebagai Komandan Sespim Polisi di Sukabumi. (rr)

Share :

Baca Juga

Prestasi

H. Sukiyanto, S.E., FORMI Sidoarjo Harus Ada Selamanya

Kegiatan

Bersiap, KORMI Kab. Sidoarjo Akan Menjadi Prototipe Sport Tourism di Jatim
Ketua Umum KORMI Kab. Sidoarjo MG. Hadi Sutjipto (kiri) menerima penghargaan Radar Sidoarjo Award 2023

Kegiatan

Ketum KORMI Sidoarjo MG. Hadi Sutjipto Terima Penghargaan Radar Sidoarjo Award 2023

Prestasi

Yulianto, Bangga Kibarkan Merah Putih di TAFISA 2016

Prestasi

APPSI Sidoarjo Masuk Tim Perwosi Jatim, Juarai Lomba Senam Kreasi Rebut Piala Ibu Negara

Prestasi

FORMI Kab. Sidoarjo Sumbang 19 Kemenangan untuk Jawa Timur

Prestasi

Ketua Umum KORMI Sidoarjo MG. Hadi Sutjipto Raih Penghargaan Pembina Olahraga Dari Unsur Perorangan dari Gubernur Jatim

Prestasi

Wahyu Ardhiansyah Ukur Hasil Latihan dengan Lomba Panco
?>