Tubuh manusia begitu istimewa. Keistimewaan yang dimiliki ini berupa energi positif yang terpendam dan terkadang tidak disadari karena tidak diasah dan digunakan. Apabila energi positif ini dihidupkan, seseorang bisa memiliki kemampuan luar biasa. Salah satunya bisa mengobati diri sendiri dan orang lain dari segala macam penyakit.
Hal ini dibuktikan Lembaga Seni Pernapasan (LSP) Satria Nusantara Kab. Sidoarjo pada sesi latihan kepekaan dan terapi yang digelar setiap satu bulan sekali. Pada pelatihan ini diberikan cara untuk mengaktifkan energi positif tubuh melalui jurus-jurus tertentu.
“Setiap kita latihan, jurus-jurus ini bisa dilakukan dan ada manfaat lainnya secara otomatis bisa menyembuhkan orang lain dan diri sendiri, tekniknya kita harus belajar penghusadaan, kepekaan dulu. Otomatis apabila energi itu sudah aktif semua bisa digunakan untuk menerapi orang yang sakit,” kata Trisula, S.H., M.M., Ketua LSP Satria Nusantara Kab. Sidoarjo.
Trisula menjelaskan seseorang yang baru bergabung dengan Satria Nusantara dan ingin menghidupkan energi positif dalam tubuhnya minimal harus menguasai jurus dasar 1 sampai 10 dengan benar.
“Tergantung masing-masing orang kalau latihannya serius, power-nya bagus, kepekaannya bagus, mereka bisa menerapi orang lain yang sakit, baik penyakit fisik atau non fisik,” lanjutnya.
Secara teori, diperlukan waktu 12 hari untuk bisa mengusai ke-10 jurus ini asalkan tekun berlatih setiap hari dibawah bimbingan pelatih Satria Nusantara. “Setelah itu kita (pelatih) membenahi jurusnya dan dia bisa menerapi orang lain,” ujar ayah 2 anak ini.
Namun jika seseorang sudah bisa menerapi lalu berhenti berlatih maka kemampuan mengobati itu akan berangsur hilang. “Minimal untuk menerapi kita harus sering latihan karena apa, misalnya ada orang yang sakit jantung atau paru paru tapi kita jarang latihan ini bahaya karena penyakit bisa lari ke kita. Kalau saya jarang latihan saya tidak berani menerapi nanti efeknya akan ke saya sendiri,” urai Trisula.
Trisula berpesan untuk mempelajari teknik kepekaan dan terapi anggota harus berani dan percaya diri. “Teknik penghusadaan dan terapi harus benar-benar dikuasai. Bagaimana cara mengambil penyakit, membuang penyakit, menghancurkan penyakit itu ada tekniknya. Jadi hati-hati tanpa belajar dan tanpa bimbingan penyakit akan masuk ke kita sendiri,” ucapnya.
Bagi orang yang sudah merasakan efek terapi ini akan mengakui pengobatan alternatif ini. Berbagai penyakit tertangani dengan terapi Satria Nusantara, seperti penyakit stroke, diare, jantung, linu, asam urat, kolesterol dan sebagainya.
Pria asal Kediri ini menegaskan bahwa komunitas dengan jumlah anggota 300 orang yang tersebar di Sidoarjo ini bukan kelompok yang menggunakan ilmu ghaib atau magic. “Satria Nusantara itu belajarnya secara ilmiah tanpa magic, tanpa diisi (ghaib), jadi Satria Nusantara betul-betul mengolah energi positif dalam tubuh kita. Satria Nusantara telah bekerjasama dengan laboratorium P4TD (Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Penghusadaan Tenaga Dalam),” kata Trisula.
Dilanjutkan kakek 1 cucu ini, beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli/pakar yang berhubungan dengan ilmu Satria Nusantara, Dr. Hariadi dkk, dengan menggunakan kamera radiasi termal infra merah mengukur adanya gelombang infra merah intensitas tinggi pada telapak tangan anggota Satria Nusantara (bertenaga dalam).
“Juga terlihat perbedaan titik-titik panas pada telapak tangan apabila anggota berniat hanya sekadar mengkonsentrasikan tenaga ditelapak tangan, titik -titik panas lebih banyak ditelapak tangan. Jika anggota berniat memancarkan tenaga, titik-titik panas agak menyebar keluar selain ditelapak tangan,” papar Trisula seperti yang dikutip dalam buku Ilmu Satria Nusantara.
Dengan kemampuan mengobati yang dimiliki anggotanya, Satria Nusantara memiliki keinginan untuk memberikan terapi pengobatan gratis kepada masyarakat pada momen-momen tertentu. Langkah ini juga sebagai bentuk sosialiasasi keberadaan Satria Nusantara. (aws/rr)
Keterangan foto utama : Trisula (depan kiri) bersama anggota Satria Nusantara sedang berlatih kepekaan