Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan di bidang kesehatan membawa dampak bertambahnya populasi lansia di Jawa Timur. Berangkat dari alasan tersebut para tokoh masyarakat di Jawa Timur diantaranyan mantan Gubernur Jawa Timur HRP. Moh. Noer, Prof. Dr. Dardiri, mantan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Tri Marjono, SH, dan lainnya berpikir untuk mendirikan lembaga swadaya masyarakat Yayasan Gerontologi “Abiyoso” (YGA).
Yayasan Gerontologi “Abiyoso” (YGA) Provinsi Jawa Timur berdiri tahun 1993. Awal berdirinya, YGA Abiyoso diketuai oleh Tri Marjono selama beberapa periode. Dibawah kepemimpinan mantan Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur ini, YGA berkembang di berbagai kabupaten/kota, termasuk Perwakilan YGA Kab. Sidoarjo.
Perwakilan YGA Kab. Sidoarjo pertama kali berdiri menempati rumah sang ketua, H. Goefron Na’am, di Jalan Yos Sudarso untuk lokasi kantor sekretariat. “Kemudian kantor sekretariatnya pindah ke rumah Wakil Ketua Bapak Agung Basoegiat, SH, di Jalan Mongonsidi 57 Sidoarjo,” tutur H. Wahyu Suhantyo, SH., Wakil Ketua Perwakilan YGA Kab. Sidoarjo.
Semangat yayasan ini, dikatakan, Wahyu, sangat luar biasa. Meski pada awalnya semua kegiatannya didanai secara mandiri. “Semangat perjuangan ini didasari oleh rasa tulus dan ikklas, secara arif bijaksana untuk membantu pemerintah dalam memperjuangkan nasib dan kesejahteraan lansia,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Hukum Kab. Sidoarjo sekaligus menjadi ‘koki’ dapur Otonomi Daerah saat Kabupaten Sidoarjo ditunjuk sebagai salah satu percontohan Otonomi Daerah Nasional.
Dengan semangat ini, urai Wahyu, para tokoh lansia di Sidoarjo ingin terus melanjutkan pengabdian kepada negara hingga akhir usia. Yayasan ini juga turut memajukan Karang Werda se-Kab. Sidoarjo terutama yang kategori maju dengan melakukan diskusi rutin setiap 3 bulan sekali.
“Diskusi ini dilaksanakan secara mandiri. Biaya ATK dari kocek pengurus YGA sedang ubo rampe penyelenggaraan oleh karang Werda yang ketempatan,” tutur mantan Camat Taman ini.
Walaupun mengeluarkan banyak biaya, namun para pengurus Karang Werda selalu berrebut untuk mendapat giliran ketempatan diskusi. “Begitu pula mereka yang diundang, walaupun tempatnya jauh di kecamatan Tarik dan tidak ada angkot, peserta tetap antusias. Satu Karang Werda yang diundang hanya dua orang, tapi yang hadir tujuh orang,” lanjut ayah 4 anak ini yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pertamanan Kab. Sidoarjo pada tahun 1977 sekaligus pendiri Dinas Kebersihan.
Lansia Berguna Dan Berkualitas
Semboyan yang digunakan YGA “Tua Berguna Dan Berkualitas” mengandung makna yang dalam bagi para lansia. Keberadaan seorang lansia tidak ingin menjadi beban keluarga dan masyarakat, lansia dibina untuk menjadi sosok yang mandiri dan berkualitas. Dengan cara, melibatkan lansia dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat. Salah satunya seperti mengajak lansia pada pertemuan Karang Werda yang rutin melakukan diskusi.
Selama YGA berkiprah bersama Karang Werda di Sidoarjo, banyak buah pemikiran yang dihasilkan para lansia yang berguna untuk komunitasnya. Diantaranya saat melakukan diskusi di Desa Siring, Kecamatan Porong, Sidoarjo yang membuat klasifikasi penilaian bagi kelompok karang Werda, membuat Jukminlu (petunjuk administrasi lanjut usia) serta ide untuk mempercepat lahirnya Komda Lansia Kab. Sidoarjo.
Berkat kerja keras dan kerjasama para lansia, Wahyu menumpahkan rasa syukurnya, sebab saat ini di Kabupaten Sidoarjo sudah terbentuk Komda Lansia, bahkan sampai dengan di tingkat kecamatan.
“Jalannya pembinaan dan pemberdayaan lansia, yang semula tertatih-tatih seperti berjalan lewat pematang sawah yang licin, sekarang melaju cepat seperti mobil yang melewati TOL,” jelas Wahyu.
Selain itu, dari panca program Karang Werda, yang salah satunya adalah olahraga dan rekreasi, kini Perwakilan YGA Kabupaten Sidoarjo telah bergabung dengan FORMI Kab. Sidoarjo. (rr)